Pelayanan Kesehatan Umat dan Bangsa
um-palembang.ac.id – Kontribusi Muhammadiyah untuk bengsa terlebih dalam bidang kesehatan telah dilakukan sejak jauh sebelum bangsa ini merdeka, sampai saat ini khidmat tersebut masih terus berlangsung dan terus meningkatkan mutu dalam pelayanan kesehatannya.
“Saat ini Muhammadiyah terus memberi kontribusi terbaik untuk umat dan bangsa yang kita cintai ini melalui bidang kesehatan,” ucap Dr. dr. Agus Taufiqurrahman, S.Ps., M.Kes., Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Kesehatan pada, Kamis (24/3/2022) di acara Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah – ‘Aisyiyah ke-48 di Universitas Muhammadiyah Palembang.
Perlu diketahui, Muhammadiyah sampai sejauh ini telah memiliki sebanyak 119 rumah sakit yang sudah beroperasi, dan lebih dari setengahnya menjadi rumah sakit terdepan dalam penanganan covd-19.
Selain rumah sakit, Muhammadiyah juga memiliki lebih dari 230 klinik yang tersebar hampir merata di seluruh Indonesia. Dokter Spesialis Saraf ini menuturkan, bahwa Muhammadiyah tidak puas sampai di sini, tapi terus memperkuat dan melebarkan jangkauan pelayanan kesehatan terlebih di Daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T) peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan ini merupakan penyambung estafet kontribusi Muhammadiyah bidang kesehatan dari dulu hingga kini.
“Ini yang menjadi perhatian kita serius agar Muhammadiyah bisa terus hadir di pelayanan kesehatan di tempat-tempat seperti itu,” imbuhnya.
Saat ini, kata dr. Agus, Muhammadiyah sedang menyiapkan pelayanan kesehatan di Papua. Gedungnya sudah selesai dan siap resmikan, akan tetapi masih terganjal kurangnya sumber daya manusia (SDM).
Termasuk di Ambon dan sekitarnya Muhammadiyah telah miliki Klinik Apung
“Said Tuhuleley” yang memberikan pelayanan kesehatan dengan kapal. Selain pelayanan, Muhammadiyah juga terus menyediakan SDM untuk tenaga kesehatan. Hal ini dilakukan melalui adanya fakultas dan program studi kedokteran maupun kesehatan yang dimiliki oleh Perguruan Tinggi Muhammadiyah – ‘Aisyiyah (PTMA).
Menurut Muhammadiyah, pelayanan dan penyediaan tenaga kesehatan merupakan dakwah yang tidak bisa dipisahkan. Tapi kedepan menurut dr. Agus seiring dengan perkembangan dan perubahan zaman, Muhammadiyah juga harus linier dengan perubahan itu dalam pelayanan dan penyedia tenaga kesehatan.
“Saat ini kita sadar betul banyak hal yang berubah dari format pelayanan kesehatan itu,” imbuhnya.
Berkaca dari segala perkembangan teknologi kesehatan, maka pusat-pusat pendidikan Muhammadiyah menyiapkan agar lulusannya bidang kesehatan tidak tertinggal dan selalu adaptif terhadap perkembangan teknologi kesehatan. Termasuk dalam bidang pelayanan, di mana akibat pandemi covid-19 mengalami perubahan yang drastis.
Sumber: muhammadiyah.or.id