um-palembang.ac.id – Atmosfer akademik islami, dapat mewujudkan Universitas Muhammadiyah Palembang dalam meraih akreditasi unggul, karena perwujudan islami akan memberikan dampak yang luar biasa bagi perkembangan kampus secara kelembagaan.
Hal tersebut disampaikan Prof. Ahmad Muttaqien, M.Ag., M.A., Ph.D., Sekretaris Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam pengajian Pimpinan Universitas Muhammadiyah Palembang.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh oleh Lembaga Al Islam Kemuhammadiyahan (AIK) dan Kaderisasi dengan mengangkat tema “Peran Pimpinan dalam Mewujudkan Atmosfer Akademik Islami”. Bertempat di Aula Gedung KH. Faqih Usman Lantai 7 Universitas Muhammadiyah Palembang.
Turut hadir, Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang Prof. Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M., Wakil Rektor, Badan Pembina Harian, Dekan, Wakil Dekan, Kaprodi, Sekretaris Prodi, Ketua Lembaga, dan Kepala Biro.
Dalam materinya, Prof. Ahmad Muttaqien, M.Ag., M.A., Ph.D., menyampaikan bahwa atmosfer akademik islami diwujudkan dengan mendalami AIK dan dibentuk menjadi mata kuliah yang menyenangkan bagi mahasiswa.
AIK menjadi salah satu keunggulan PTMA dalam mengelola pendidikan tinggi. PTMA menjadi objek dakwah Muhammadiyah sehingga peningkatan kaderisasi harus selalu ditingkatkan melalui atmosfer akademik islami.
Hal ini menurutnya menjadi kunci pada layanan berkualitas dalam menarik minat mahasiswa dengan dakwah Muhammadiyah sehingga jumlah mahasiswa baru meningkat, prestasi akademik dan non akademik juga meningkat.
Oleh karena itu, Prof. Ahmad Muttaqien, M.Ag., M.A., Ph.D., mendorong atmosfer akademik islami harus semakin diperkuat dari berbagai sisi, baik dari akademik, prasarana, dan layanan akademik sehingga raihan akreditasi unggul Universitas Muhammadiyah Palembang semakin cepat diraih.
“AIK sebagai living values dalam mengelola kampus islami, dengan Universitas Muhammadiyah Palembang menjadi pusat keunggulan dalam mewujudkan islam berkemajuan, dan pimpinan menjadi teladan bagi civitas di kampus” pungkasnya.
Editor: Rianza Putra