Tim Dosen Kedokteran UM Palembang Gelar Pemberdayaan Masyarakat Pembuatan Larvitrap dengan Atraktan Air Akuarium dan Pemasangannya di Wilayah Daerah Endemis DBD

um-palembang.ac.id – Dalam bagian implementasi hibah internal Skema Program Kemitraan Masyarakat pengabdian pada masyarakat, tim dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah (UM) Palembang menggelar Pemberdayaan Masyarakat Pembuatan Larvitrap dengan Atraktan Air Akuarium dan Pemasangannya di Wilayah Daerah Endemis DBD, pada 30 Oktober 2024 yang lalu.

Tim dosen Fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang tersebut diketuai oleh Dr. Indri Ramayanti, S.Si., M.Sc., dengan anggota dr. Thia Prameswarie, M.Biomed., Dr. Helmizuryani, M.Sc., dan Muhammad Rio.

Dr. Indri Ramayanti, S.Si., M.Sc., mengatakan bahwa Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan utama di Kota Palembang.

Pengendalian vektor, yaitu nyamuk Aedes aegypti, merupakan langkah krusial dalam upaya pencegahan penyebaran DBD. Penggunaan larvitrap sebagai alat untuk memonitor dan mengendalikan populasi larva nyamuk telah terbukti efektif.

Lebih lanjut Dr. Indri Ramayanti, S.Si., M.Sc., menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam pembuatan dan pemasangan larvitrap menggunakan atraktan air akuarium di wilayah endemis DBD.

Karena berdasarkan pengamatan sebelumnya bahwa hasil penelitian terdahulu menyarankan untuk menggunakan media agar mempermudah dalam penerapannya dan di terapkan langsung di lapangan.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini terdiri pelatihan dan pemberdayaan masyarakat di wilayah endemis DBD di Kota Palembang, dengan mencakup pembuatan larvitrap sederhana dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat serta atraktan alami berupa air akuarium.

Proses pemasangan larvitrap dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan masyarakat setempat. Evaluasi efektivitas larvitrap dilakukan melalui pemantauan rutin terhadap populasi larva nyamuk di lokasi pemasangan.

Dr. Indri Ramayanti, S.Si., M.Sc., mengharapkan pelatihan dan pemberdayaan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam pembuatan dan pemasangan larvitrap. Pemasangan larvitrap di wilayah endemis menunjukkan penurunan signifikan populasi larva nyamuk Aedes aegypti.

“Masyarakat yang terlibat menunjukkan antusiasme tinggi dan kesadaran yang lebih baik terhadap pentingnya pengendalian vektor DBD. Penggunaan air akuarium sebagai atraktan terbukti efektif dalam menarik nyamuk betina untuk bertelur di larvitrap” pungkasnya.

Editor: Rianza Putra