Palembang, um-palembang.ac.id – Program Studi (Prodi) Teknologi Informasi FakultasTeknik (FT) Universitas Muhammadiyah Palembang menggelar kuliah umum yang menghadirkan Satria Abadi, S.Kom., M.Ti., P.hD., pemateri dari University Selangor, Malaysia., Jumat (6/12/2019).
Kuliah umum yang bertemakan “Revolusi Industri 4.0 dan Society Saatnya Menjadi Milenial Kreatif Berjiwa Entrepreneurship di Bidang Teknologi” dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan I FT Ir. Zulkifli, M.Eng., dan Kaprodi Teknologi Informasi Karnadi, S.Kom., M.Kom., serta dihadiri oleh ratusan mahasiswa dan dosen.
Dalam paparannya, Satria Abadi, S.Kom., M.Ti., P.hD., menyampaikan bahwa Industri 4.0 adalah nama tren otomasi dalam pertukaran data terkini menggunakan Teknologi Informasi. Memanfaatkan Internet of Things (IoT), Cyber Physical System berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia secara bersamaan. Dengan Cloud Computing, layanan internal dan lintas organisasi disediakan dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak di dalam rantai nilai.
Ia melanjutkan, sedangkan society 5.0 adalah suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (Human-centered) dan berbasis teknologi (Technology-based) AI dan IoT yang dikembangkan oleh Jepang. Konsep ini lahir sebagai pengembangan dari Revolusi Industri 4.0 yang dinilai berpotensi mendegradasi peran manusia.
“Melalui Society 5.0, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence ) akan mentransformasi Big Data yang dikumpulkan melalui internet pada segala bidang kehidupan (The Internet of Things) menjadi suatu kearifan baru, dan akan didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan manusia membuka peluang-peluang bagi kemanusiaan. Transformasi ini akan membantu manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna” jelasnya.
Satria Abadi, S.Kom., M.Ti., P.hD., menuturkan, jika Revolusi industry 4.0 menggunakan AI, dan kecerdasan buatan yang merupakan komponen utama dalam membuat perubahan di masa yang akan datang. Sedangkan Society 5.0 menggunakan teknologi modern hanya saja mengandalkan manusia sebagai komponen utamanya.
“Sebagian orang berpendapat bahwa Society 5.0 lebih baik karena dianggap lebih humanis dibanding Revolusi 4.0. Namun bukan berarti Revolusi 4.0 tidak bisa bersaing karena pada dasarnya konteks dari kedua konsep tersebut hampir sama yaitu berusaha untuk mengembangkan teknologi ke arah yang lebih baik, Meski saat ini banyak orang yang memperdebatkan mengenai konsep Revolusi Industri 4.0 juga Society 5.0 bukan berarti kedua konsep tersebut merugikan, hanya saja bagaimana kita menyikapi hal tersebut” ungkapnya.
Editor: Rianza Putra