um-palembang.ac.id – Matching Fund merupakan salah satu program yang bertujuan membangun ekosistem Merdeka Belajar-Kampus Merdeka sebagai upaya untuk menyelesaikan berbagai isu sosial, tantangan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) dan masyarakat, serta masalah perguruan tinggi melalui kemitraan perguruan tinggi dengan DUDI.
Ada beberapa peluang besar yang dapat dimanfaatkan oleh perguruan tinggi saat berkolaborasi dengan DUDI, diantaranya, Pertama, penelitian lebih market driven yang artinya orientasi pemanfaatan lebih spesifik berdasar kebutuhan masyarakat. Kedua, adanya akselerasi praktik keilmuan dari kampus dalam dunia usaha dan dunia kerja. Dan yang ketiga, adanya akselerasi hilirisasi produk penelitian dari kampus.
Hal tersebut disampaikan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Palembang Yudha Mahrom DS, S.E., M.Si., saat membuka acara Sosilisasi Program Hibah Matching Fund – Kampus Merdeka (Kemendikbud) dan penandatanganan MoA dengan Dunia Usaha Dan Dunia Industri.
Andreansyah, S.IP, MAB., menjadi narasumber dalam Sosilisasi Program Hibah Matching Fund – Kampus Merdeka (Kemendikbud) tersebut. Dan dihadiri oleh para Dekan, Wakil Dekan, Direktur Pascasarjana, dosen dilingkungan FEB Universitas Muhammadiyah Palembang, serta pelaku dunia usaha dan dunia industri (BUMN, Perbankan, Swasta dan Asosiasi), Jumat (11/6/2021) di Hotel Swarna Dwipa, Jln. Tasik No.2, Talang Semut, Kec. Bukit Kecil, Kota Palembang.
Yudha Mahrom DS, S.E., M.Si., menjelaskan bahwa dalam mengikuti Program Hibah Matching Fund – Kampus Merdeka (Kemendikbud), FEB Universitas Muhammadiyah Palembang menargetkan peningkatan kualitas SDM, karena seperti diketahui banyak sekali lulusan-lulusan yang keluar dari perguruan tinggi mengalami masa penyesuaian sebelum masuk ke dalam DUDI. “Masa tunggu itu yang ingin kita persempit,” ujarnya.
Ia menambahkan, ruang lingkup yang masuk Program Hibah Matching Fund-Kampus Merdeka (Kemendikbud) dalam wadah Kedai Reka ini meliputi penelitian bersama (joint research), pemberian layanan ke industri dan/ atau masyarakat, pembentukan start up, dan pembentukan research center (industry teaching).
“Pada prinsipnya industri menawarkan permasalahan bisnis atau peluang cipta yang selanjutnya diwadahi oleh Kedai Reka yang menjadi titik temu antara DUDI dengan perguruan tinggi,” tambahnya.
Editor: Rianza Putra