um-palembang.ac.id – Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Tidak hanya itu, gerakan dakwah dalam gerbong Muhammadiyah saat ini sudah menembus luar negeri. Tidak heran jika aset Muhammadiyah saat ini telah mencapai ratusan milyar bahkan triliunan.
Oleh karena itu, untuk mendata aset Muhammadiyah dan mengamankannya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah meluncurkan program Sistem Informasi Manajemen Aset Muhammadiyah (SIMAM). Program ini disosialisasikan dari tingkat pusat hingga daerah guna mendata dan mendeteksi status aset yang ada di Muhammadiyah.
Melalui Majelis Wakaf dan Kehartabendaan Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar Bimtek SIMAM, program ini langsung diikuti operator masing-masing Pimpinan Daerah Muhammadiyah di Sumsel yang dikoordinir oleh Majelis Wakaf dengan trainer dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang bertempat di Aula Kantor Pusat Administrasi Universitas Muhammadiyah Palembang, pada Sabtu (30/10/2021).
Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan, Prof. Dr. H. Romli SA, M.Ag., dan turut dihadiri Ir. H. Safrol Makmun, dari Majelis Wakaf PP Muhammadiyah, Wakil Ketua PWM Sumsel yang membidangi Majelis Wakaf dan Kehartabendaan Ridwan Hayatuddin, S.H., M.H., dan Ketua Panitia H. Abdul Hamid Usman, S.H., M.Hum.
Dalam laporannya, H. Abdul Hamid Usman, S.H., M.Hum., mengatakan bahwa Bimtek ini dilaksanakan guna penataan administrasi wakaf dan harta benda dan juga untuk memaksimalkan manfaat dari aset-aset tersebut bagi persyarikatan Muhammadiyah khususnya di Sumatera Selatan.
“Begitu pentingnya penataan manajemen aset Muhammadiyah ini agar di kemudian hari tidak ada masalah sengketa kepemilikan harta benda milik Muhammadiyah yang merugikan persyarikatan”, paparnya.
Pada kesempatan yang, Prof. Dr. H. Romli SA, M.Ag., menyambut baik atas program yang diluncurkan oleh PP Muhammadiyah. Menurutnya, masih ada daerah-daerah yang aset seperti wakaf atau hibah yang belum disertifikatkan atau diurus. Sehingga, rentan dengan masalah atau sengketa.
“Kelemahan Muhammadiyah itu terkait aset wakaf dan hibah itu ada pada sisi diadministrasi. Maka, pasca acara ini mari kita cek aset kita. Jangan sampai ada masalah aset karena kita lupa dan lalai dalam merawatnya”, ucapnya.
Oleh karena itu, dengan adanya aplikasi SIMAM ini bias didata semuanya, dan jika ada aset Muhammadiyah seperti sekolah, rumah sakit, poliklinik, yang belum berdaya, maka pimpinan Muhammadiyah bisa membuat subsidi silang. Persyarikatan maju bersama Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), AUM pun Maju bersama Persyarikatan kedepannya.
“Inventarisasi dengan program SIMAM akan menjadi big data aset Muhammadiyah. Harus ada serah terima Aset Muhammadiyah setiap ada pergantian kepemimpinan sehingga setiap pimpinan Muhammadiyah mampu mempertahankan aset Muhammadiyah”, pesannya.
Editor: Rianza Putra