um-palembang.ac.id – Dosen Al Islam Kemuhammadiyahan (AIK) harus selalu mengupdate diri dan ilmunya dalam mendukung kemajuan Universitas Muhammadiyah Palembang, karena dosen AIK menjadi salah satu penyokong dalam akreditasi Universitas Muhammadiyah Palembang ke depan.
Point penting tersebut disampaikan Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M., saat membuka acara persamaan persepsi dosen-dosen AIK yang digelar di Aula KH. Faqih Usman Lantai 7 Universitas Muhammadiyah Palembang, pada Kamis (7/9/2023).
Kegiatan yang diinisiasi oleh Lembaga AIK Universitas Muhammadiyah Palembang ini diikuti 57 peserta serta turut dihadiri Wakil Rektor IV Dr. Antoni, M.H.I., Ketua Lembaga AIK Dr. Muhammad Zainuddin Nawi, Lc., M.A., dengan menghadirkan narasumber Ridwan Hayatuddin, S.H., M.H., Abdul Hamid Usman, S.H., M.H., Drs. H.Abu Hanifah., Dr. Junaidi, S.E., M.Si., dan Prof. Dr. Indawan Syahri, M.Pd.
Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M., mengawali sambutannya mengatakan bahwa pengembangan dan pembangunan sumber daya manusia di Universitas Muhammadiyah Palembang (dosen dan tenaga kependidikan) merupakan salah satu prioritas utama yang telah direncanakan baik dalam rencana operasional Universitas Muhammadiyah Palembang tahun 2020 – 2024.
Oleh karena itu, Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M., mendorong dosen-dosen AIK Universitas Muhammadiyah Palembang selalu mengikuti perkembangan regulasi terkait peningkatan kualifikasi pendidikan dan jenjang jabatan akademik dan memulai penggunaan bahasa Arab dalam proses belajar mengajar.
Lebih lanjut, Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang menekankan bahwa sumber daya manusia yang di lakukan tidak hanya memenuhi kuantitas saja tetapi juga harus mampu meningkatkan kualitas dan kafabilitas sumber daya manusia yang ada akan mampu mewujudkan visi, misi tujuan universitas.
Karena pembangunan SDM telah dimulai secara berjenjang di awali dengan proses rekrutman dosen dilakukan sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan dan kebutuhan lembaga, dan dilakukan melalui proses seleksi yang terukur baik secara akademis, psikologis, maupun integritas dan moral.
“Sesuai dengan Visi Universitas Muhammadiyah Palembang menjadi pusat pendidikan dan pengembangan IPTEKS yang Islami dan memberi arah perubahan. Bukan hanya mengandalkan IPTEKS saja, tetapi harus diselaraskan dengan pengetahuan keagamaan, untuk mewujudkan cita-cita Muhammadiyah” jelasnya.
Sebab keberadaan Universitas Muhammadiyah Palembang harus memberikan dukungan dan kontribusi dalam pengembangan persyarikatan, internalisasi dalam kehidupan sehari-hari juga menjadi aspek penting, bukan hanya dipelajari secara tekstual. Namun juga secara kontekstual sesuai dengan kondisi zaman.
Editor: Rianza Putra