um-palembang.ac.id – Kelompok Nelayan Keramasan Sungai Ogan Kelurahan Keramasan Kecamatan Kertapati Kota Palembang kini berhasil mengadopsi inovasi inovasi teknologi LoRa (LongRange) untuk mengatasi kelemahan AIS.
Hal tersebut berkat pengembangan tim dosen Universitas Muhammadiyah (UM) Palembang yang terdiri dari; Yosi Apriani, S.T., M.T., (Ketua), Asri Indah Lestari, S.T., M.T., (Anggota) Dr. Rismansyah, S.E., M.Si., Universitas PGRI Palembang (Anggota), Abil Dwi Junico (Anggota), dan Said Mursalin (Anggota).
Inovasi Teknologi LoRa (LongRange) untuk monitoring dan pelacakan kapal tradisional pada kelompok nelayan Keramasan Sungai Ogan Kelurahan Keramasan Kecamatan Kertapati Kota Palembang ini bagian dari implementasi Hibah PKM Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia tahun 2024.
Yosi Apriani, S.T., M.T., mengatakan bahwa di Provinsi Sumatera Selatan, khususnya Kota Palembang, kapal tradisional berukuran kecil menjadi manifestasi masyarakat akuarian dimana kapal tradisional seperti jukung, ketek, lesung dijadikan moda transportasi orang dan barang di wilayah Sungai Ogan.
Perpindahan orang dan barang melalui jalur sungai yang sangat jauh seharusnya kapal dilindungi oleh sebuah teknologi yang dapat meningkatkan level keselamatan selama berlayar. Praktis regulasi berupa PM No.7/2019 belum dapat menyentuh kepentingan masyarakat khususnya kapal-kapal tradisional.
Lebih lanjut Yosi Apriani, S.T., M.T., menjelaskan bahwa ada kelemahan AIS yang belum kompatibel dengan kapal tradisional. Dengan kondisi ini tentu optimalisasi teknologi untuk diterapkan di kapal tradisional kurang mendukung.
Oleh karena itu diperlukan inovasi teknologi LoRa (LongRange) untuk mengatasi kelemahan AIS. LoRa sendiri merupakan tekonolgi jaringan nirkabel yang memiliki kemampuan untuk berkomunikasi jarak jauh serta menggunakan data rate yang kecil
Dirinya melihat Komunitas kelompok nelayan Palembang terbentuk dari tahun 2018 dan memiliki beberapa titik di Palembang, salah satu wilayah yang di daerahnya memiliki kelompok nelayan ada di daerah Kecamatan Kertapati. Nama kelompok nelayan yang terbentuk adalah Kelompok Nelayan Al-Hikmah.
Setelah melalui beberapa kali pergantian kepengurusan Kelompok Nelayan Keramasan berganti nama menjadi Kelompok Nelayan Al-Hikmah. Kelompok Nelayan Al-Hikmah memiliki 10 orang anggota dan diketuai oleh Bapak Kahirul Anwar. Anggota kelompok kelompok nelayan keramasan hanya beberapa orang saja yang memiliki perahu, sehingga untuk aktifitas menangkap ikan, para anggota biasanya bergiliran memakai perahu.
Perahu tradisional (ketek/ jakung) untuk mencari ikan di sungai Ogan, tetapi kelompok atau komunitas ini belum ada teknologi untuk memantau posisi nelayan jika sedang mencari ikan.
Selain itu, Yosi Apriani, S.T., M.T., melihat bahwa permasalahan di Kelompok Nelayan Al-Hikmahini berdasarkan wawancara secara langsung dengan ketua kelompok adalah managemen pemasaran hasil tangkapan. Pemasaran hasil tangkapan nelayan masih secara langsung dari proses penangkapan ke pasar, dikarenakan khawatir ikan akan mengalami ketidak segaran lagi apabila tidak segera di jual.
Sehingga Yosi Apriani, S.T., M.T., berharap tujuan kegiatan PKM ini dapat membantu kelompok nelayan agar lebih terpantau posisi perahu nya saat sedang mencari ikan di sungai, agar keselamatan para anggota kelompok nelayan keramasan lebih terjaga, sehingga diharapkan produksi tangkapan ikan meningkat.
Tujuan selanjutnya membantu sistem managemen pemasaran hasil tangkapan ikan dengan cara pembentukan Koperasi atau Kelompok Pemasaran untuk memperkuat posisi tawar mereka dalam bernegosiasi dengan pembeli, serta untuk membagi biaya promosi dan distribusi.
Sedangkan secara khusus kegiatan PKM bertujuan Mengaplikasikan teknologi pelacakan kapal pada Kelompok Nelayan Al-Hikmah sehingga mereka lebih memperdulikan keselamatan jiwa mereka saat pergi mencari ikan, sehingga diharapkan produksi hasil tangkapan meningkat,
Kemudian Yosi Apriani, S.T., M.T., berharap juga ada pembentukan Koperasi/Kelompok Pemasaran serta pelatihan pemasaran melalui media sosial dan platform digital dimana dapat membantu para nelayan untuk memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk mempromosikan produk mereka secara langsung kepada konsumen.
“Hal ini bisa berupa membuat halaman bisnis di platform seperti Facebook atau Instagram, dan bergabung dengan platform pasar online khusus produk-produk local, agar penjualan para nelayan bisa maksimal” pungkasnya.
Editor: Rianza Putra