um-palembang.ac.id – Melihat strategisnya keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan potensialnya dalam perbaikan ekonomi masyarakat maka pengembangan dan pembinaan terhadap UMKM ini senantiasa perlu dilakukan. Kebanyakan UMKM saat ini berkembang secara ototidak. Kemajuan yang dicapai oleh usahanya pun kebanyakan lebih dikarenakan faktor pengalaman.
Namun, apabila dicermati lebih kepada peran dan kontribusi yang bisa dilakukan mahasiswa untuk ambil bagian dalam pengembangan UMKM yang secara tidak langsung harus ikut berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan ekonomi bangsa. Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pendidikan, penelitian, dan pengabdian merupakan falsafah yang senantiasa dihafalkan oleh seseorang yang baru masuk ke bangku perkuliahan.
Hal tersebut disampaikan Ketua Kuliah Kerja Nyata (KKN) UM Palembang Ertati Suarni, S.Si., M.Farm. Apt., saat membuka acara Pelatihan dan Pendampingan UMKM “Pendamping Wirausahawan dalam Strategi Digital Marketing Produk UMKM Berbasis Ekonomi Syariah” secara virtual pada Kamis (2/9/2021) yang diselenggarakan Mahasiswa KKN DPL 13 di Mushola Al-Idrus.
Turut menjadi pembicara acara tersebut, Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Palembang Dr. Ir. Mukhtarudin Muchsiri, M.P., Ketua Jaringan Saudagar Muhammadiyah Sumatera Selatan Ir. H. Rudi Apriadi, MBA., Dekan FEB UM Palembang Yudha Mahrom DS, S.E., M.Si., Wakil Dekan IV Fakultas Hukum UM Palembang Rijalush Shalihin, SE.I., M.H.I., dan CEO PT Juragan Group Ahmad Alfarizi, S.E.
Sementara itu dalam materinya Dr. Ir. Mukhtarudin Muchsiri, M.P., menjelaskan, UMKM memiliki kedudukan penting dalam mendukung pergerakan pembangunan serta perekonomian di Indonesia. Bagi pelaku usaha, UMKM adalah bisnis atau usaha yang dijalankan oleh perseorangan, rumah tangga, maupun badan usaha kecil. UMKM memberikan peluang bagi pelaku usaha untuk membuka lapangan kerja baru. Dari data UMKM yang dimiliki oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, angka pertumbuhan pelaku UMKM selalu naik dari tahun ke tahun
Menurutnya perkembangan UMKM itu sendiri akan semakin baik apabila setiap belahan masyarakat ikut berpartisipasi termasuk perguruan tinggi dan mahasiswa. Wujud nyata dari dukungan dari perguruan tinggi adalah memberikan ilmu kewirausahaan. Bukan hanya berupa teori namun juga dalam pengaplikasiannya. Dengan demikian mahasiswa akan mendapat pengalaman yang nyata dan memahami seluk beluk dunia usaha. Pengalaman tersebut yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk membantu pengusaha kecil dan menengah dalam mengelola dan mengembangkan usahanya.
“Sebagai contoh memberikan pengetahuan pemasaran yang baik. Jika di zaman digital ini, bisa memberi pengetahuan mengenai market place dan promosi melalui media sosial, termasuk tentang pembayaran digital, dan menggelar webinar pengembangan kreativitas di era pandemi, dengan harapan agar pelu usaha dapat menjadi lebih termotivasi dan terbuka dengan ide-ide kreatif. Atau misal dengan membagikan kita-kiat berwirausaha si masa pandemi ini, bagaimana menjaga kualitas” jelasnya.
Kemudian Yudha Mahrom DS, S.E., M.Si., menuturkan, tanpa disadari banyak orang merupakan salah satu penopang perekonomian bangsa ini. Percaya atau tidak kontribusi UMKM dalam PDB adalah Rp 1.786 triliun atau 53,49%. Mengapa bisa demikian? Padahal setiap orang pasti beranggapan bahwa perekonomian negara lebih banyak ditopang oleh perusahaan besar.
Ia menambahkan, sedari awal memasuki gerbang perguruan tinggi sang mahasiswa sudah dicekcoki untuk memahami, menghayati, serta harapannya mampu mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut. Bagaimana kontribusi kita terhadap masyarakat merupakan cerminan dari perwujudan aspek pengabdian Tri Darma Perguruan Tinggi.
Pada kesempatan yang sama Ir. H. Rudi Apriadi, MBA., menambahkan, pada persoalan UMKM yang ada di Indonesia berdasarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut adalah hal yang relevan kiranya jika mahasiswa berkontribusi dalam pengembangan UMKM yang ada di sekitar mereka melalui pengabdian mereka kepada masyarakat. Mengapa harus mahasiswa? Dan, mengapa harus terjun ke masyarakat? Karena mahasiswa adalah puncak pembentukan kader intelektual.
Karena mahasiswa adalah saat mereka menanamkan idealisme dan saat menjadi mahasiswalah jiwa mereka masih putih bersih. Ikhlas berkontribusi untuk masyarakat. Dengan kapasitas yang dimiliki seorang mahasiswa, berbekal kepakaran dan ilmu yang mereka peroleh di perguruan tinggi, akan banyak transfer ilmu (transfer knowledge and value) yang bisa diberikan kepada masyarakat. Akan terjadi perluasan dan penyebaran teknologi dari perguruan tinggi ke masyarakat.
“Jika kita melihat persoalan dari kebanyakan UMKM adalah dalam hal aplikasi teknologi, manajerial usaha, dan pemerolehan finansial. Ketiga hal terssebut bisa diminimalisir melalui pemberdayaan yang dilakukan oleh mahasiswa kepada pengelola UMKM. Teknologi tepat guna dan aplikatif bisa diterapkan untuk menunjang bidang usaha yang berkaitan sehingga efisiensi dan efektifitas terjadi pada UMKM ” katanya.
Ditambahkanya, manajerial organisasi adalah hal yang amat mungkin dilakukan mahasiswa dalam meng-upgrade masyarakatnya. Hampir semua bidang studi mempelajari mata kuliah ini. Apalagi jika hal itu didorong oleh pengalaman mahasiswa yang banyak terjun dalam dunia organisasi berbekal praktek dan teori bisa diberikan kepada masyarakat.
Editor: Rianza Putra