Palembang, umpalembang.ac.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI), bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Palembang mengadakan peluncuran Galeri Investasi Mobile, Selasa (26/3).
Hal tersebut dalam bagian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meningkatkan literasi keuangan dan memperluas investor pasar modal dengan merevitalisasi Galeri Investasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Palembang.
Dalam acara peluncuran Galeri Investasi Mobile Universitas Muhammadiyah Palembang tersebut, turut digelar Seminar Pasar Modal bagi pelaku usaha non bank, direksi Bank, dosen, dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang dengan narasumber Hasan Fawzi, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia, dan Reni K. Ashuri, Business Coach dan Financial Planner.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M., Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan OJK Sondang Martha Samosir, Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Kantor Regional 7 Sumatra Bagian Selatan, Sabil, dan Direktur Umum Merangkap Direktur Kepatuhan Bank Sumsel Babel, Samiluddin.
Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M., menuturkan, Universitas Muhammadiyah Palembang merasa bangga menjadi tuan rumah kegiatan peluncuran Galeri Investasi Mobile dan Seminar Pasar Modal yang terselenggara berkat kerjasama Otoritas Jasa Keuangan, dan Bursa Efek Indonesia.
Lebih lanjut Doktor Ilmu Ekonomi ini juga menjelaskan bahwa tahun 2019 ini Universitas Muhammadiyah Palembang genap berusia 40 tahun, dan memiliki dukungan 606 dosen yang 10% sudah bergelar Doktor dan 2 guru besar, dengan akreditasi Baik yang merupakan harga mati bagi sebuah perguruan tinggi.
“Kami berharap dengan adanya peluncuran Galeri Investasi Mobile di Universitas Muhammadiyah Palembang ini dapat membantu mahasiswa dan masyarakat luas serta menjadi salah satu sarana edukasi dalam investasi di masa muda” ungkapnya.
Sementara itu, Sondang Martha Samosir mengungkapkan bahwa peluncuran Galeri Investasi Mobile merupakan sarana edukasi investasi bagi masyarakat potensial di lingkungan kampus, dan berkat kerjasama dengan berbagai kampus di Indonesia, saat ini sudah 400 an galeri investasi sudah berdiri.
“Edukasi investasi dapat dilakukan oleh masyarakat potensial di kampus. Bahkan dosen menjadi penggerak sebagai agen literasi keuangan untuk masyarakat di luar kampus, karena masyarakat saat ini belum banyak teredukasi terkait fungsi investasi karena merupakan investor yang signifikan” ujarnya.
“Seminar pasar modal ini juga merupakan pengenalan fungsi OJK kepada generasi muda agar mereka dapat melakukan praktik di masa depan, bahwa teori yang dipelajari mahasiswa tentang produk-produk pasar modal juga harus dikembangkan dengan adanya kegiatan nyata, yaitu investasi” tambahnya.
Editor: Rianza Putra