Palembang, umpalembang.ac.id – Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) harus menjadi Generasi yang berkualitas denagn memiliki keyakinan atau kepercayaan diri yang kuat. Sehingga tidak terombang-ambing. Keyakinannya yang kuat akan membuat generasi unggul mampu membedakan hal yang baik dan buruk.
Karena generasi yang berkualitas mempunyai standar kompetensi atau kemampuan untuk bersaing. Sebab di era globalisasi banyak orang luar datang ke Indonesia untuk bekerja. Tentu orang-orang asing tersebut juga punya standar kompetensi.
Hal tersebut disampaikan oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M., saat memberikan materi tentang “Ciri Generasi Berkualitas dalam Pandangan Islam” dalam acara Darul Arqam Dasar (DAD) Pimpinan Komisariat IMM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Palembang, Sabtu (16/12/2019) malam.
Kegiatan yang diselenggarakan di Pondok Pesantren BKPRMI Sumatera Selatan ini, mengangkat tema “Mengukuhkan Ideologi Kader untuk Mewujudkan IMM Berkemajuan dalam Menghadapi Dinamika Sosial”, 13 – 15 Desember 2019.
Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M., menjelaskan bahwa Ciri generasi yang berkualitas dalam pandangan islam, Pertama, Generasi yang Berkepribadian Islam yaitu generasi yang memiliki keimanan kuat terhadap Islam (Aqidah Islamiyah), dan bertekad menjadikan aqidah Islam tersebut sebagai standar satu-satunya dalam pola berpikir dan pola sikapnya. Pola pikir Islami (aqliyah Islamiyah) akan terbentuk bila pemahaman terhadap suatu fakta senantiasa dikaitkan dengan pemikiran dan pandangan Islam.
Ia melanjutkan, Kedua, Generasi yang Berjiwa Pemimpin. Islam datang dengan membawa seperangkat aturan yang sempurna yang terselesaikannya seluruh promblematika kehidupan manusia sampai akhir zaman. Pemikiran-pemikiran yang bersifat mendasar dan menyeluruh menjadikan Islam bersifat universal. Penerapan Syari’at Islam tidak hanya dikhususkan untuk umat Islam saja, tetapi juga merupakan rahmat bagi seluruh manusia dan mensejahterakan kehidupan manusia.
“Ketiga, Generasi Muslim Harus Memiliki Karakter Mandiri. Kemandirian adalah bekal menjadi otonom, yang dalam bahasa Nabi “yad al-‘ula” (tangan di atas) sebagai lawan “yad al-sufla” (tangan di bawah). “Umat muslim akan kuat dan berdaya saing tinggi jika mereka mandiri secara kepribadian, ekonomi, politik, dan budaya. Dengan mandiri maka tidak akan tergantung kepada siapapun” ungkapnya.
Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M., menambahkan bahwa Keempat, Memiliki Karakter Sosial yaitu Orang Islam harus peduli terhadap sesamanya, lebih-lebih bagi yang dhuafa-mustadhafin. Muslim harus menjadi sosok yang bermanfaat bagi orang lain, itulah ciri insan terbaik. Dengan sikap sosial seperti itu tumbuh jiwa altruis dan solidaritas sosial yang tinggi.
Editor: Rianza Putra