um-palembang.ac.id – Fakultas Kedokteran, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Tim Peneliti Katalis Universitas Muhammadiyah Palembang, yang terdiri dari Dr. Indry Ramayanti, M.Sc., dr. Ahmad Ghifari, M.Kes., dan M. Fahmi, M.Si. ACPA., menggelar Seminar Academic Counseling Days, Menjaga Kesehatan Mental Mahasiswa di Era Tuntutan Akademik yang Tinggi.
Disaat bersamaan dengan kegiatan seminar, ada kegiatan konseling akademik (dengan konselor/psikolog) dengan peserta dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang di 6 kelas di Gedung KH. Faqih Usman lantai 5, pada Rabu – Kamis, 9 – 10 Oktober 2024.
Kegiatan yang digelar di Aula Gedung KH. Faqih Usman, dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Palembang Prof. Dr. Ir. Kgs. Ahmad Roni, S.T., M.T., dan menghadirkan Mutia Mawardah, S.Psi., M.A., Dosen Psikologi UBD, dan dr. Diyaz Syauki Ikhsan, Sp.KJ., Dosen PS. Kedokteran Unsri.
Prof. Dr. Ir. Kgs. Ahmad Roni, S.T., M.T., dalam sambutannya mengatakan bahwa di era modern ini, tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa semakin kompleks. Beban akademik, tekanan dari lingkungan, tuntutan untuk berprestasi, hingga ketidakpastian masa depan sering kali menjadi faktor yang memicu kecemasan dan gangguan kesehatan mental. Academic anxiety menjadi salah satu persoalan signifikan yang mempengaruhi performa akademik dan kesejahteraan mental mahasiswa.
Universitas sebagai institusi pendidikan harus memerhatikan masalah ini dengan serius. Sebab, kesehatan mental adalah fondasi dari kemampuan mahasiswa untuk belajar dan berkembang secara maksimal. Tanpa kesehatan mental yang baik, potensi akademik dan keterampilan yang dimiliki mahasiswa akan sulit untuk berkembang optimal.
Sehingga menurut Prof. Dr. Ir. Kgs. Ahmad Roni, S.T., M.T., bahwa di sinilah teknologi dan inovasi dalam dunia akademik memegang peran penting. Melalui Boosting Ensemble Method, sebuah pendekatan dalam machine learning, kita dapat memprediksi tingkat kecemasan akademik mahasiswa dengan lebih akurat.
“Metode ini memungkinkan kita menggabungkan kekuatan berbagai model prediksi untuk memberikan hasil yang lebih baik daripada metode prediktif tunggal. Tujuan utama dari penggunaan teknologi ini adalah bukan hanya untuk memahami tingkat kecemasan yang dialami mahasiswa” ungkapnya.
Lebih lanjut Prof. Dr. Ir. Kgs. Ahmad Roni, S.T., M.T., menuturkan bahwa untuk memberikan solusi proaktif bagi mereka yang rentan terhadap kecemasan. Dengan sistem prediksi yang canggih, “Kita bisa mengidentifikasi mahasiswa yang berisiko lebih awal dan menyediakan dukungan yang dibutuhkan, baik dalam bentuk konseling, bimbingan akademik, maupun layanan kesehatan mental lain” tuturnya.
Oleh karena itu, Prof. Dr. Ir. Kgs. Ahmad Roni, S.T., M.T., berharap seluruh civitas akademika dapat mendukung inisiatif ini dengan sepenuh hati. Mari kita bekerja sama untuk menciptakan suasana akademik yang sehat, baik secara mental maupun emosional. Dengan begitu, mahasiswa tidak hanya berprestasi secara akademik, tetapi juga tumbuh menjadi individu yang kuat secara mental dan emosional.
“Saya yakin, dengan upaya kita bersama, universitas ini akan terus menjadi tempat di mana setiap mahasiswa merasa didukung, dihargai, dan memiliki kesempatan untuk berkembang secara holistic” pungkasnya.
Editor: Rianza Putra