um-palembang.ac.id – Dalam rangka melestarikan Seni Rebana yang ada di Desa Lubuk Batang Baru Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) dan memberikan pemahaman terhadap seni dan budaya rebana yang professional, serta menanamkan nilai-nilai dakwah Islami pada kegiatan tersebut yaitu menanamkan nilai kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, maka diadakan Pelatihan Seni Rebana bagi kaum Ibu-ibu di desa tersebut.
Pelatihan ini merupakan bagian dari Implementasi Pengabdian Kepada Masyarakat Skema Program Kemitraan Masyarakat Tahun 2024. Kegiatan Pengabdian ini dilaksanakan oleh Tim Dosen Program Pascasrajana Universitas Muhammadiyah (UM) Palembang, sebagai Ketua Tim yaitu, Dr. Sayid Habiburahman, M.Pd.I., dan Anggota yaitu, Dr. Suroso, M.Pd.I., Dr. Hoirul Amri, M.E.Sy., dan Titin Yenny, S.Ag., M.Hum.
Kegiatan PKM dilaksanakan pada Jum’at, 10 Oktober 2024 dan sebagai sasaran peserta yaitu, ibu-ibu di lingkungan Desa Lubuk Batang Baru Baturaja Kabupaten OKU, bertempat di salah satu rumah peserta pelatihan dengan peserta yang hadir berjumlah 23 orang.
Dalam pelatihan tersebut, Dr. Sayid Habiburrahman, M.Pd.I., memberikan penjelasan bahwa, perlunya melestarikan seni rebana di Desa Lubuk Batang Baru ini karena seni rebana yang ada di desa ini telah ada sejak tahun 1960 yang lalu dan dikembangkan oleh Tokoh Agama saat itu K.H. Buya Mustofa Alwi.
Beliau menjadikan seni rebana dalam dakwahnya agar mudah menyampaikan risalah agama dan kecintaan kepada Rasullah SAW melalui solawat yang ditabuh dengan alat Rebana atau terbangan.
Sebelum dilaksanakan pelatihan, terlebih dahulu Dr. Sayid Habiburrahman, M.Pd.I, menjelaskan pengertian Rebana dan Asal-usulnya. Dijelaskan bahwa rebana itu adalah alat musik pukul berbentuk bundar dan pipih yang terbuat dari kayu dan kulit kambing.
Rebana lekat dengan tradisi Islam dan digunakan sebagai sarana dakwah dan pengiring syair-syair bernuansa Islami. Rebana juga merupakan alat musik khas dari suku Melayu yang tersebar di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, imbuhnya.
Selanjutnya, dijelaskan pula oleh Dr. Sayid Habiburahman, M.Pd.I., bahwa ada beberapa jenis rebana, yaitu; rebana biang, rebana, hadroh, rebana ketimpring, dan rebana ubi. Semua alat rebana tersebut dimainkan dengan cara dipukul sesuai bentuk alatnya.
Di akhir kegiatan, Tim Pengabdian melakukan praktek pelatihan rebana yang di praktekan oleh Dr. Sayid Habiburrahman, M.Pd.I., dengan berbagai alat rebana yang dibawa oleh ibu-ibu, selain itu di praktekan juga cara bernyayi yang benar dengan contoh lagu sholawat yang popular saat ini.
Akhir kegiatan di tutup dengan penampilan 2 buah lagu solawat, kemudian direkam oleh Tim Pengabdian untuk djadikan bahan laporan dan evaluasi agar kiranya dapat dikembangkan kembali untuk pelatihan di waktu yang akan datang.
Editor: Rianza Putra